expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 14 April 2016

TRAGEDI

"Jedarr!!!", suara itu terdengar hingga ke kelas XI - IPA. Guru Killer yang tengah mengajar pun terkejut. Tampak dibalik jendela murid - murid berhamburan keluar kelasnya. "Ada apa?", pikir Budi sang ketua kelas kebinggungan. Dia nampak gelisah. Keringatnya bercucuran dan nafasnya turun naik.
Beberapa menit kemudian, dia tampak mulai tenang. Murid - murid yang berhamburan keluar pun tak nampak lagi. Hanya terdengar sayup - sayup suara mobil ambulan dan mobil polisi yang mendekat. Warga XI - IPA hanya dapat terdiam dengan wajah memucat.
Budi yang mulai curiga pun meminta izin untuk keluar kelas. Dia berkedok ingin ke kamar kecil. Ketika diluar kelas, dia melihat ada segerombol orang di depan kelas XII - IPS2. Batinnya bergejolak, diapun berlari menuju kerumunan tersebut. Dia mencoba membelah kerumunan dengan badannya yang munggil itu
Dilihatnya ada seseorang terbujur kaku di lantai. Terdengar juga suara tangisan seseorang. Tinggal beberapa orng polisi berbadan kekar yang harus diterobosnya untuk dapat melihat apa yang terjadi. Jantungnya berdetup kencang, keringatnya mulai mengalir. "Permisi", ucapnya sambil melangkah ke depan para polisi itu.
DAK!!
Badannya lemas tak berdaya ketika melihat apa yang ada di depannya. Dia terjatuh bersimpuh, kakinya tak sanggup menopang berat tubuhnya, tangannya bergetar. Mengapa ini dapat terjadi? Tak kuasa menahan tangis, dia menangis sekencang - kencangnya. Dia tampak lepas kendali. Terlihat olehnya, Isma kekasihnya terbujur dengan luka dibagian kepala yang lumayan parah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar